Masih terngiang-ngiang yang dia bilang,
"Ibuku selalu bilang, laki-laki nggak boleh pake tissue! Harus pake saputangan. Nih, kado dari aku... dipake ya ... biar inget aku terus!"
Sekarang aku memegang saputangan kedua dari 3 buah yang kau beri. Setiap memegangnya, hatiku menghangat.
Monday, February 15, 2010
Saturday, February 13, 2010
Cerita Kopi ...
Aku membalas SMS yang dikirimnya..
"Heeeeeh .... hari gini nggak ada tuh yang bilang SELAMAT BERCENGKRAMA! cis!"
Tapi entah kenapa, senyumku tak pernah mau pergi setiap membaca lagi smsmu, wahai lelakiku.
"Heeeeeh .... hari gini nggak ada tuh yang bilang SELAMAT BERCENGKRAMA! cis!"
Tapi entah kenapa, senyumku tak pernah mau pergi setiap membaca lagi smsmu, wahai lelakiku.
Cerita Teh ...
"Kalau nanti liat penari telanjangnya, matamu jangan melompat keluar ya!"
Kamu dengan mata jenakamu itu.
"Serius kamu baru pertama kali ini ke gay club? serius?!"
sudah diam!
"Ahahahaha tanganmu keringetan!"
diam! diam! diam! aku malu aku takut!
"Tenang ... ada aku, kamu akan baik-baik saja!"
Tatapan menenangkan itu, wahai lelakiku, justru membuatku semakin ingin pulang dan mencumbumu ....
Kamu dengan mata jenakamu itu.
"Serius kamu baru pertama kali ini ke gay club? serius?!"
sudah diam!
"Ahahahaha tanganmu keringetan!"
diam! diam! diam! aku malu aku takut!
"Tenang ... ada aku, kamu akan baik-baik saja!"
Tatapan menenangkan itu, wahai lelakiku, justru membuatku semakin ingin pulang dan mencumbumu ....
Cerita Kopi...
"Pssst ..aduh, apa-apaan sih kamu ikutan masuk ke ruang ganti!"
"Aduuuuh, nanti ada yang liat! ini di SOGO sayang, bukan di rumahmu"
"Eh eh eh ... ah ah ah ... sayang .................. jangan ............... aaaaaaahhhhhh ....!"
Iya, aku liar!
"Aduuuuh, nanti ada yang liat! ini di SOGO sayang, bukan di rumahmu"
"Eh eh eh ... ah ah ah ... sayang .................. jangan ............... aaaaaaahhhhhh ....!"
Iya, aku liar!
Cerita Teh ...
"Ah masa belum pernah ke club?"
"Kamu kan udah tua! heheheh"
"Aih, mukamu merah kayak perawan desa!"
"Ouch ... idih dicubit! kayak lagi pacaran di pinggir kali ah! ini di cafe, sayang!"
-Ihiik- Lelakiku, aku memang seperti Minah gadis dusun bila bersamamu.
"Kamu kan udah tua! heheheh"
"Aih, mukamu merah kayak perawan desa!"
"Ouch ... idih dicubit! kayak lagi pacaran di pinggir kali ah! ini di cafe, sayang!"
-Ihiik- Lelakiku, aku memang seperti Minah gadis dusun bila bersamamu.
Cerita Kopi ...
"Aku tambah gendut ya?"
"Makanku banyak belakangan ini!"
"Atau jangan-jangan karena aku sering diomelin sama kamu?!"
"Nggak apa-apa deh .. omelan sayang!"
"Apa? mau masakin aku? nggak salah? ihihihih coba aku pengen liat kamu sukses masak air tanpa gosong panci!"
Ingin rasanya aku tak masuk kantor hari ini.
"Makanku banyak belakangan ini!"
"Atau jangan-jangan karena aku sering diomelin sama kamu?!"
"Nggak apa-apa deh .. omelan sayang!"
"Apa? mau masakin aku? nggak salah? ihihihih coba aku pengen liat kamu sukses masak air tanpa gosong panci!"
Ingin rasanya aku tak masuk kantor hari ini.
Cerita Teh ...
"Uhhhmm enak!"
"Bolu kukus paling enak yang pernah kumakan!"
Matanya bercahaya seperti anak kecil kena permen gulali.
Wahai lelakiku ...
Besok kubawakan lagi, masakan penuh rasa hati
Untukmu.
"Bolu kukus paling enak yang pernah kumakan!"
Matanya bercahaya seperti anak kecil kena permen gulali.
Wahai lelakiku ...
Besok kubawakan lagi, masakan penuh rasa hati
Untukmu.
Cerita Kopi..
Lelaki ini berkata lugas,
Jangan ajak aku kesini kalau engkau malu.
Yang merindu bukan aku tapi kamu.
Aku pulang dulu ya.
Mulutku terkunci,
Jangan pergi!
Jangan ajak aku kesini kalau engkau malu.
Yang merindu bukan aku tapi kamu.
Aku pulang dulu ya.
Mulutku terkunci,
Jangan pergi!
Cerita Teh ...
Lelaki ini berkata,
Mulai sekarang berhenti menulis kata rindu di udara.
Mulai lah merinduku.
Hatiku ingin berteriak,
Udara kehilangan maknanya.
Mulai sekarang berhenti menulis kata rindu di udara.
Mulai lah merinduku.
Hatiku ingin berteriak,
Udara kehilangan maknanya.
Friday, February 12, 2010
Cerita Kopi
Katanya,
Kamu nggak galak kok!
Kamu cuma rapuh.
Kayak kertas tissue.
Setan! setan! setan!
Aku sebal!
Kamu nggak galak kok!
Kamu cuma rapuh.
Kayak kertas tissue.
Setan! setan! setan!
Aku sebal!
Cerita Teh ...
Jangan malu, katanya.
Ulurkan tanganmu dan sebut nama, katanya.
berkali-kali kulihat kamu mengikuti langkahku ke sini, katanya.
dan terus terang, aku selalu menanti tatapan mata itu, katanya.
Ah, sedemikian jelasnya kah?
Ulurkan tanganmu dan sebut nama, katanya.
berkali-kali kulihat kamu mengikuti langkahku ke sini, katanya.
dan terus terang, aku selalu menanti tatapan mata itu, katanya.
Ah, sedemikian jelasnya kah?
Cerita Kopi ...
Sialan, lelaki kayak begini kok bisa mengganggu benak!
celana katun murah, sepatu dengan kaus kaki putih. Situ pikir Michael Jackson.
Dandanan tak berkelas.
Dengan senyum kelas bintang lima.
Damn! sekarang yang murahan siapa ya!
celana katun murah, sepatu dengan kaus kaki putih. Situ pikir Michael Jackson.
Dandanan tak berkelas.
Dengan senyum kelas bintang lima.
Damn! sekarang yang murahan siapa ya!
Cerita Teh
Dari jendela kedai kopi ini aku melihatnya.
Berlari kecil menghampiri.
Jantungku keburu copot.
Jantungku mencolot.
Berlari kecil menghampiri.
Jantungku keburu copot.
Jantungku mencolot.
Cerita Kopi ...
Atas nama asap yang berpisah dari abu di jariku.
Aku sungguh mencandu engkau.
Pulang sekarang!
Aku sungguh mencandu engkau.
Pulang sekarang!
Monday, February 1, 2010
Saat kopi mulai ditelanjangi ...

Ini cerita tentang Sang Kopi:
Selepas Aku engkau setubuhi,
saat menikmati lelehan keringat menguap pelan di udara, sambil dihibur matahari menggembos tanpa daya dihisap bumi
Aku lekat memandangmu Lelakiku.
Dulu, persetubuhan bagiku, seperti minyak tanah berkawin dengan korek api.
Panas
Meletup
Liar membakar
Tak ada cinta.
Cinta dan kelamin, dua lingkaran yang tidak beririsan.
Apa itu cinta? Taik kucing dengan cinta.
Sejatinya, aku seperti lubang hitam.
Siapa pun yang memasuki Aku
Ia tidak mengamplifikasi rasa.
Ia jatuh.
Semua rasa yang diberi, pada ujungnya hanya terbaui samar-samar
Persona ku terlalu kuat.
Rasa ku terlalu kuat.
Jadi buat apa cinta?
Cinta bagiku seperti perpaduan deodorant wangi berkawin dengan keringat di ketiak yang ujungnya beranakan bau kecut.
Kopi tetap berbau, berasa kopi meski Ia berkawin dengan apa pun.
Nampaknya, aku ditakdirkan sendirian.
Jadi buat apa mengurusi Cinta.
Cinta seperti permen karet lengket di pantat celana.
Sekali lagi, Aku memandangmu, wahai lelakiku.
Dengan cara yang sederhana, kamu sudah merenggut milikku yang paling berharga.
Nyawaku sudah kau kantongi.
Sialan, kalau ingat kali pertama bertemu
Aku tidak pernah menyangka, lelaki sederhana macam kamu mampu menggerakkan semesta.
Atau jangan-jangan,
Kamu adalah varian kopi baru ?
(bersambung...)
note: gambar dipinjam dari www.gettyimages.com
Bicara persetubuhan -lagi-

Saat gelap di usir terang, Teh berdiri telanjang.
Wahai lelakiku,
atas nama embun setengah membeku yang diperkosa matahari saat Ia mulai terbangun perlahan,
Aku memujamu.
Kita berkendara, engkau kereta emas, dan aku saisnya.
Tenang
Pelan
Hanyut
Tenang
Pelan
Hanyut
Berkali-kali
lagi
lagi
Tinggalkan kelaminmu
dan biarkan aku menjilati jiwamu
lima kali kecepatan suara, nyawamu aku bawa pergi
masuki aku pelan
sampai aku meleleh
sampai aku mengutuk
karena, engkau tak ada sebentar lagi
seperti gelap diusir terang.
...................................................................................
Kopi setia menunggu matahari kecemplung kolam
dan engkau datang.
Wahai lelakiku,
atas nama birahi dan segala keliaran binatang,
Kopi memujamu.
nafsu
nafsu
nafsu
Aku beri hentakan seperti denyut lahar yang tak betah ada di dalam.
kasar
mencengangkan
aku jamin, engkau akan berdansa dengan keliaran semesta
tinggalkan kepalamu di rumah
biarkan ujung penismu berkuasa
saat engkau nikmati damai dalam liar
siapa yang butuh tenang?
setan! engkau direnggut
saat terang datang
note:
gambar dipinjam dari www.gettyimages.com
Duel lanjut lagi

Sambil melihat matahari terpeleset dari orbitnya,
Teh dan Kopi bertemu kembali.
Kopi,
aku sekarang tak akan iri lagi padamu.
Aku akan membiarkan dirimu memilikinya pagi hari.
Cinta yang membakar seperti dirimu, aku tak akan pernah punya.
Teh,
Aku tak akan iri lagi padamu.
Aku akan membiarkan dirimu memilikinya saat matahari kelelahan.
Cinta yang meneduhkan seperti dirimu, aku tak akan pernah punya.
Kopi,
pernah kah terpikir bahwa lelaki yang kita cinta ternyata tak membuat hidup kita penuh.
Teh,
berkali-kali aku merasa begitu. Tapi, aku tak mau beranjak jauh.
Kopi,
ini harus diakhiri. Mari kita buat Ia memilih salah satu dari kita.
Teduh dariku atau bara panas dari mu.
Teh,
Baiklah, dengan konsekuensi aku dibiarkan mendingin dan kehilangan makna pada pagi hari. Aku setuju.
Salah satu dari kita, harus mati.
Mencumbu ...

Sambil menikmati wedang ronde angkringan, teh dan kopi bertemu kembali ...
Teh berkata kepada kopi
"Wahai kopi ceritakan padaku bagaimana ia mencumbumu"
Kopi berkata kepada teh
"sepanas mentari sehangat bara api"
Teh merasa, wedang ronde dalam gelasnya membeku ....
Kopi bertanya
"Wahai teh, ceritakan bagaimana ia mencumbumu?"
Teh berkata
"Seperti mencelup ujung kaki di air danau yang jernih ... seperti membuka kotak perhiasan yang ditabrak mentari pagi hari"
Kopi merasa, wedang ronde di gelasnya menjadi empedu
Gulana ...

Sekali lagi,
di awal matahari, teh dan kopi terpaksa bertemu mempertanyakan nasibnya...
Kopi berkata kepada teh,
"Wahai teh, ketika aku rela melepaskan esensi diriku agar ia memperlakukanku seperti ia memperlakukanmu .... berarti kah ?"
Teh berkata kepada kopi,
"Wahai kopi, aku pernah melakukannya ... percaya lah, kau akan kecewa"
kopi dan teh berpisah sambil menggandeng gulana...
Subscribe to:
Posts (Atom)